Sabtu, 11 Januari 2014

Implementation and Constrains of Community Forestry (Hutan Kemasyarakatan/HKm) Program: Case studies of protection forest management in Lampung Province, Indonesia


 Implementation and Constrains of Community Forestry (Hutan Kemasyarakatan/HKm) Program: Case studies of protection forest management in Lampung Province, Indonesia
by

Hari KASKOYO (1,2) and Makoto INOUE (1)
Abstract

Community forestry (Hutan Kemasyarakatan/HKm) program has been promoted by Indonesian government to improve protection forest, develop local government capacity and increase community participation in forest management. HKm has been implemented since 1995 with gradual empowering of local people and local government through different regulations. The implementation was found to be better in NGO supported sites than local government one. Overall, the program was found to lag in achieving it objective for the following reasons: frequent change in regulation by central government; different interpretation of regulation by local government; poor staffing; and community preference for economic benefits over the environment. Providing technical assistance and financing opportunities for farmers group through environmental payment and others; optimizing forest management unit, local community institutions and extension officer in local government administration. 

(1) Department of Global Agricultural Sciences, Graduate School of Agricultural and Life Sciences, The University of Tokyo, Tokyo 113-8657, Japan

(2) Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung, Bandar Lampung, 35145, Indonesia

Hutan Kemasyarakatn di Kecamatan Kebun Tebu Lampung Barat

Komposisi, Fungsi, dan Potensi Penyerap Hutan Rakyat di Desa Kresnowidodo, Kabupaten Lampung Selatan

ABSTRAK
Hutan rakyat di Desa Kresnowidodo sudah dikelola dengan baik oleh masyarakat petani hutan rakyat. Hal ini dibuktikan dengan menjadi juara pertama lomba pengelolaan hutan rakyat yang diadakan oleh Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2006. Kondisi yang demikian menjadikan hutan rakyat di Desa Kresnowidodo menarik untuk dipelajari terkait dengan komposisi tanaman serta fungsinya bagi masyarakat. Selain itu hutan rakyat di Desa Kresnowidodo dapat diperhitungkan potensi penyerapan karbonnya terkait dengan isu perubahan iklim yang ada sekarang ini.
Untuk mengetahui komposisi jenis tanaman dan fungsi hutan rakyat digunakan metode wawancara. Potensi penyerapan karbon diduga dengan menggunakan pohon sampel dan dihitung dengan rumus Brown (1997). Pohon sampel ditaksir dari satu petak ukur lingkaran seluas 0,1 ha di lahan hutan rakyat masing-masing responden. Responden sebanyak 39 orang dipilih secara random dan jumlahnya dihitung berdasarkan formula Slovin.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa bahwa komposisi tanaman hutan rakyat di lokasi penelitian terdiri dari 16 jenis komposisi. Fungsi hutan rakyat adalah fungsi ekonomi, ekologi, dan fungsi sosial. Potensi penyerapan karbon hutan rakyat di Desa Kresnowidodo sebesar 49,143 Mg C/ha atau sebesar 11.155,297 Mg C untuk seluruh luasan hutan rakyat.
Kata Kunci: hutan rakyat, komposisi jenis tanaman, fungsi hutan rakyat, potensi penyerapan karbon, agroforestry

Studi di Jepang : sekelumit kisah hidup di negeri sakura